09 Juni 2009

Percaya Takdir Tanpa Usaha? Apa kata Dunia?

Tanya:
Hubungannya dengan takdir. Sepanjang yang saya tahu manusia diciptakan sudah digariskan nasibnya dari awal sampai akhir nanti di akhirat, masuk surga atau neraka. Apapun yang dilakukan manusia di dunia tidak akan merubah takdirnya. Jadi, untuk apa semua yang kita lakukan? Toh akhirnya nasib kita sudah ditentukan masuk surga atau neraka.

Jawab:
Takdir adalah ketentuan yang telah Allah tetapkan. Bahkan jauh sebelum semua makhluk diciptakan, Allah telah menuliskan semua taqdir makhluknya dari permulaan masa hingga hari akhir. Namun harus kita pahami bahwa taqdir itu tidak ada yang tahu kecuali Allah. Jadi kita tidak bisa mengatakan –misalnya- bahwa saya ini tidak bisa jadi kaya karena taqdir Allah. Sebab dari mana kita tahu bahwa di masa yang akan datang itu kita tetap miskin? Jadi bagi makhluk, yang namanya taqdir Allah itu adalah hal ghaib dan misteri. Sesuatu yang tidak bisa dibatasi ruang dan waktu. Karena itu haram hukumnya seseorang berpangku tangan tidak berusaha dengan alasan sudah taqdir. Padahal Allah sendiri sebagai Penulis Taqdir telah memerintahkan kita untuk berusaha dan bekerja. Jauh hari sebelum kita, orang-orang dahulu pun pernah berselisih paham tentang takdir ini dan terpecah menjadi dua kubu yang ekstrem.
Yang pertama yang menyerahkan semua pada taqdir, tidak mau bekerja dan berusaha. Yang kedua yang tidak percaya pada taqdir dan berpendirian bahwa manusia 100% menentukan apa yang akan terjadi. Bagi Ahlussunnah wal jamaah, posisi yang benar adalah diantara keduanya, yaitu tidak menafikan taqdir tetapi tetap berikhtiar maksimal.

Coba perhatikan hadits sahih ini;
  1. Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami: Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga. (Shahih Muslim No.4781)
  2. Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
    Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar. (Shahih Muslim No.4786)

Wallahu a'lam

read more “Percaya Takdir Tanpa Usaha? Apa kata Dunia?”

Jawaban Allah Atas Keraguan Malaikat Terhadap Penciptaan Adam. Tafsir Al Baqarah: 30.

Tanya:
Ketika Allah menyampaikan kepada para malaikat akan menjadikan manusia sebagai kholifah di muka bumi, malaikat “memprotes” dengan mengatakan bahwa manusia akan hanya akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah. Bagaimana mereka bisa tahu, sedangkan semua hal tersebut belum terjadi, bahkan manusiapun belum diciptakan?

Jawab:

قال الحافظ ابن كثير : وقول الملائكة : [ أتجعل فيها من يفسد فيها ] الآية ليس هذا على وجه الاعتراض على الله ، ولا على وجه الحسد لبني آدم ، وإنما هو سؤال استعلام واستكشاف عن الحكمة في ذلك ، يقولون : ما الحكمة في خلق هؤلاء مع أن منهم من يفسد في الأرض ؟ وقال فى التسهيل : وإنما علمت الملائكة أن بني آدم يفسدون بإعلام الله إياهم بذلك ، وقيل : كان في الأرض جن فأفسدوا ، فبعث الله إليهم ملائكة فقتلتهم ، فقاس الملائكة بني آدم عليهم.

Mengenai ucapan Malaikat; “Mengapa Engkau menciptakan (khalifah) di bumi itu orang yang membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah.” QS. Al Baqarah: 30. Ibnu katsir menjelaskan, bahwa perkataan malaikat ini, hanya dimaksudkan untuk meminta penjelasan dan keterangan kepada Allah tentang hikmah dibalik penciptaan Adam dan anak cucunya. Ucapan malaikat tersebut bukan merupakan pertentangan mereka kepada Allah, dan bukan pula kedengkian mereka terhadap anak cucu Adam, apalagi seolah-olah mereka mengetahui sesuatu yang akan terjadi pada anak cucu Adam; sebagai perusak dan penumpah darah. Padahal tiada yang mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi melainkan Allah semata. Sebagaimana bunyi akhir ayat tersebut: Rabb berfirman; “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Al Baqarah: 30
Karena itu, ada pula mufasir yang menjelaskan, bahwa sebelum adam diciptakan, sudah ada makhluk Allah yang tinggal di bumi, mereka adalah Banul Jan (anak cucu Jin) yang selalu melakukan perusakan dan peperangan, maka Allah mengutus malaikat untuk membinasakan mereka. Setelah itu, Allah menciptakan Adam sebagai khalifah (pengganti) makhluk perusak tersebut. Sehingga, dari peristiwa ini, malaikat merasa khawatir, jika nantinya anak cucu Adam melakukan perbuatan yang serupa dengan apa yang dilakukan makhluk sebelumnya; Banul Jan, sehingga mereka bertanya; “Mengapa Engkau menciptakan di bumi itu orang yang membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah.”

Ada beberapa hikmah yang dapat kita ambil dari ayat ini;
  1. Malaikat tidak akan pernah mengetahui apapun yang belum terjadi, sebagaimana makhluk-makhluk lain. Karena segala perkara yang ghaib hanya diketahui oleh Allah semata. “Yang mengetahui semua yang gaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi.” QS. Ar Ra’d: 9
  2. Tidak semua manusia memiliki sifat perusak/ pembunuh, sebagaimana yang di khawatirkan oleh malaikat sebelumnya, sebab ada pula di antara manusia yang menjadi seorang Nabi, shiddiiqiin, syuhada’ dan shalihin. “Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”. QS. An Nsa’: 69
  3. Dari penciptaan manusia, tugas-tugas kekhalifahan dapat terlaksana, karena disamping manusia memiliki dorongan negatif, dan positif, manusia juga terdiri dari unsur-unsur yang tidak dimiliki oleh malaikat. Seperti perasaan, akal, dorongan seks, ataupun unsur lain. Malaikat diciptakan sebagai makhluk yang senantiasa tunduk dan patuh atas perintah Allah tanpa membangkang sedikitpun. “Penjaganya, malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” QS. At Tahrim: 6. Sedangkan jin, kebanyakan dari mereka mengingkari hukum-hukum Allah. Karena itu, manusia dapat mencapai derajat tertinggi di atas malaikat, apabila mampu mengendalikan hawa nafsunya, sebaliknya ia juga dapat lebih hina dibanding binatang, jika tidak menggunakan akal, perasaan, dan mengabaikan hukum-hukum Allah.
  4. Bersambung....
    Wallahu A’lam.

read more “Jawaban Allah Atas Keraguan Malaikat Terhadap Penciptaan Adam. Tafsir Al Baqarah: 30.”

08 Juni 2009

Enjoy Al Qur'an

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Menikmati Al Qur'an? Gimana caranya? Apa sih nikmatnya Al Qur'an? Mbacanya aja susah, belum lagi gak tahu artinya, gimana mau menikmati!?

Kok saya merasa Al Qur'an itu nggak dekat dengan kita ya?! Membicarkan hal-hal yang nggak berhubungan dengan kehidupan kita. Betul begitu ya?

Al Qur'an itu kan buat yang di masjid dan pesantren! Kalo buat kita-kita ya mbaca koran dan buku-buku ilmu pengetahuan aja, biar nggak ketinggalan jaman.

Baca Al Qur'an?! Nanti aja ah, untuk mengisi hari tua!

Sebagian dari kita mungkin merasa bahwa Al Qur'an itu begitu jauh dari kita. Mungkin kita merasa asing dengan Al Qur'an karena menggunakan bahasa dan huruf yang berbeda dengan bahasa dan huruf yang biasa kita gunakan, belum lagi memahami tafsir Al Qur'an yang bukunya tebal berjilid-jilid. Mendengarkan tafsir Al Qur'an pun kita merasa begitu menjenuhkan. Dan akhirnya Al Qur'an pun jauh dari kehidupan masyarakat.

Takmir Masjid Sholahuddin bersama Ustadz Sholahuddin Al Hafizh, SQ mencoba menghadirkan dakwah Al Qur'an yang lebih memikat untuk dilihat, lebih segar untuk di dengar dan lebih dekat dengan umat. Untuk itu Takmir Masjid Sholahuddin me-launching produk dakwah Al Qur'an dengan brand “Enjoy Al Qur'an” dan dengan tagline pertama yang kami munculkan adalah “Don't Worry, Be Qur'ani”. Enjoy Al Qur'an dapat kita nikmati melalui 2 cara, yaitu yang pertama dengan menikmati secara langsung setiap hari Selasa, selepas sholat 'asar di Masjid Sholahuddin Kanwil Ditjen Pajak D.I. Yogyakarta dan yang kedua menikmati melalui dunia maya dengan membuka internet di alamat http://enjoyalquran.blogspot.com

Enjoy Al Qur'an setiap selasa, setiap pekannya memberikan cara penyajian yang berbeda bagi kita untuk menikmati Al Qur'an. Setiap pekannya akan dibagi sbb:
Pekan I : Al Qur'an Today
Pekan II : Tafsir Al Qur'an By Request
Pekan III : Anda Bertanya, Al Qur'an Menjawab
Pekan IV : Seruan Al Qur'an

1. AL QUR'AN TODAY: “Melihat Lebih Dalam Dengan Al Qur'an”

Setiap hari kita memperoleh berita atau informasi berbagai kejadian terkini dari media masa. Kita sadari atau tidak media masa dengan pemberitaanya telah membentuk opini pada diri kita dan masyarakat luas sehingga media masa mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap masyarakat. Media massa dan masyarakat pada umumnya memberitakan dan menerima berita menggunakan kacamata yang jauh dari nilai-nilai spiritual sehingga yang tercipta adalah pemberitaan media masa yang kering dari spritualitas dan masyarakat yang menerima pemberitaan akan membentuk opini yang kering dari nilai-nilai spiritual. Kita umat islam menyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah kehendak dari Allah Yang Maha Kuasa tapi kita sering kali lupa mengaitkan segala peristiwa yang terjadi dengan adanya kehendak Allah yang mutlak disitu. Disini, di Al Qur'an Today, Ustadz Sholihuddin Al Hafizh, SQ akan mengupas peristiwa terkini yang terjadi di dunia ini dengan kacamata spiritual, yaitu dengan menggunakan kitab suci Al Qur'an sebagai rujukan.

2. TAFSIR AL QUR'AN BY REQUEST: “Cara Baru Menikmati Tafsir Al Qur'an”

Seringkali kita ketika sehabis mendengar atau membaca terjemah suatu ayat Al Qur'an kita mengernyitkan dahi karena tidak mengetahui apa maksud dari ayat tersebut ataupun penasaran atas maksud dari ayat tersebut. Disini, di Tafsir Al Qur'an By Request kita bisa mencari jawaban atas keingintahuan kita atas tafsir ayat Al Qur'an. Kita dapat langsung me-request tafsir ayat Al Qur'an dengan cara mengirimkan SMS request ke nomor 02746666510.
Format SMS request: request tafsir nama_surat:nomor_ayat, nama_anda, alamat, alamat_email.
Contoh: Request tafsir Al Baqoroh:218, Agus, Condong Catur-Sleman, agus@yahoo.com
Catatan: Khusus pegawai Ditjen Pajak untuk alamat diisi nama unit kerja.
Request yang masuk akan dijawab oleh Ustadz Sholihuddin Al Hafizh, SQ melalui 4 cara, yaitu:
1. Secara langsung pada Tafsir Al Qur'an By Request.
2. Melalui Buletin Sholahuddin yang terbit setiap Jumat.
3. Melalui internet, dengan membuka blog Enjoy Al Qur'an di http://enjoyalquran.blogspot.com
4. Melalui email.
InsyaAllah Ustadz Sholihuddin Al Hafizh, SQ akan menjawab setiap request yang masuk.

3. ANDA BERTANYA AL QUR'AN MENJAWAB

Dalam kehidupan ini seringkali kita mendapati persoalan-persoalan yang memerlukan jawaban ataupun solusi yang memuaskan. Punya masalah di keluarga, di masyarakat, di kantor ataupun masalah lainya. Ketika tak bisa menyelesaikan sendiri, ada yang mencoba mencari solusi dengan bertanya ke tempat atau pihak yang sebetulnya malah menyesatkan, bertanya pada dukun misalnya. Kita umat Islam mempunyai kitab yang luar biasa, yang mampu memberi jawaban atas segala macam permasalahan. Di Anda Bertanya Al Qur'an Menjawab, kita dapat mencari solusi atas permasalahan yang kita hadapi. Kita dapat mengajukan pertanyaan tertulis melalui 2 cara, yaitu:

1. Mengirimkan pertanyaan ke alamat email: enjoyalquran@gmail.com dengan subject diawali dengan: [ENJOY AL QUR'AN].
2. Menulis pada form pertanyaan yang telah disediakan di Masjid Sholahuddin dan memasukanya ke kotak yang telah disediakan.
Format pertanyaan sbb:
Pertanyaan : ………….
Nama : ………….
Alamat : ………….
Alamat email : ………….
Identitas : Rahasia/Tidak Rahasia *
*) Coret yang tidak perlu
Pertanyaan akan dijawab oleh Ustadz Sholihuddin Al Hafizh, SQ melalui 4 cara seperti menjawab Tafsir Al Qur'an By Request diatas. Anda dapat memilih identitas anda untuk tidak dipublikasikan ketika pemberian jawaban. InsyaAllah Ustadz Sholihuddin Al Hafizh, SQ akan menjawab setiap pertanyaan yang masuk.

4. SERUAN AL QUR'AN

Kitab suci Al Qur'an adalah kitab suci umat Islam. Kitab yang memberi pentujuk kepada umat Islam untuk menjalani kehidupan ini. Di dalamnya berisi rambu-rambu berupa perintah dan larangan dari Allah kepada umat Islam. Bila kita mematuhi rambu-rambu Al Qur'an tadi maka insyaAllah kita akan selamat di dunia dan akhirat. Tapi banyak diantara kita kurang mengetahui apa saja yang diperintahkan dan apa saja dilarang untuk kita lakukan. Di Seruan Al Qur'an, Ustadz Sholihuddin Al Hafizh, SQ akan menyampaikan apa saja yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah yang tercantum dalam Al Qur'an.

Itulah 4 menu persembahan kami bagi anda para penikmat Al Qur'an. Kami harapkan program Enjoy Al Qur'an ini bisa menghantarkan kita sebagai insan yang mencintai dan mengamalkan Al Qur'an. Kritik dan saran dari anda sekalian sangat kami harapkan guna semakin baiknya program Enjoy Al Qur'an ini. Enjoy Al Qur'an, Don't Worry Be Qur'ani.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

JAMS Production
"Dakwah Kita... Beda"
read more “Enjoy Al Qur'an”

03 Juni 2009

Pandangan Islam Tentang Undian Berhadiah Masa Kini. Tafsir Al Ma'idah: 90.

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, berjudi, menyembah berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu, agar kalian mendapat keberuntungan." (QS. Al-Maidah: 90)

Mengadakan undian atau mengikutinya, dalam islam hukumnya boleh. Mengundi atau dalam bahasa arab disebut Ju'al, sering dilakukan oleh Rasulullah. Biasanya dilakukan bila harus memutuskan siapa yang berhak atas suatu hal atau untuk memilih salah satu di antara mereka. Ketika Rasulullah tiba di Madinah dan para Anshar berebutan agar beliau tinggal di rumah mereka masing-masing, maka dilakukan undian dengan melepas unta beliau dan dibiarkan berjalan sendiri di lorong-lorong kota Madinah. Ketentuannya, dimana nanti unta itu duduk, maka disitulah Nabi akan singgah dan tinggal. Praktek seperti ini dianggap yang paling adil. Begitu juga bila beliau akan berangkat perang, sering dilakukan undian diantara para istri beliau. Yang namanya keluar, dia berhak mendampingi beliau dalam perjalanan itu. Ini pun dianggap adil.

Undian atau ju`al ini berlaku untuk siapa saja tanpa harus ada kesepakatan antara pemberi hadiah dengan peserta lomba sebelumnya. Dengan dasar Ju`al ini, maka undian atau kuis dibolehkan Dalam sejarah, Al-Quran Al-Kariem menceritakan tentang kisah saudara Nabi Yusuf yang mendapatkan pengumuman tentang hilangnya gelas/ piala milik raja. Kepada siapa yang bisa menemukannya, dijanjikan akan mendapat hadiah.

Dalil yang membolehkannya adalah firman Allah SWT :
Maka tatkala telah disiapkan untuk mereka bahan makanan mereka, Yusuf memasukkan piala ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan: “Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri”. Mereka menjawab, sambil menghadap kepada penyeru-penyeru itu: “Barang apakah yang hilang dari pada kamu ?” Penyeru-penyeru itu berkata: “Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya”. Saudara-saudara Yusuf menjawab “Demi Allah sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di negeri dan kami bukanlah para pencuri “. (QS Yusuf : 70- 73)

Haramnya Perjudian
Allah telah mengharamkan perjudian di dalam Al-Quran Al-Kariem sebagaimana firman-Nya;
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfa’at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa’atnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ” Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir, (QS. Al-Baqarah : 219)

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan panah , adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.(QS. Al-Maidah : 90)

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu .(QS. Al-Maidah : 91)

Hakekat Perjudian
Bila diperhatikan dengan seksama, trasaksi perjudian adalah dua belah pihak atau lebih yang masing-masing menyetorkan uang dan dikumpulkan sebagai hadiah. Lalu mereka mengadakan permainan tertentu, baik dengan kartu, adu ketangkasan atau media lainnya. Siapa yang menang, dia berhak atas hadiah yang dananya dikumpulkan dari kontribusi para pesertanya. Itulah hakikat sebuah perjudian.

Biasanya jenis permaiannnya memang khas permainan judi seperti main remi/ kartu, melempar dadu, memutar rolet, main pokker, sabung ayam, adu domba, menebak pacuan kuda, menebak skor pertandingan sepak bola dan seterusnya.

Namun adakalanya permainan itu sendiri sama sekali tidak ada hubungannya dengan perjudian. Misalnya menebak sederet pertanyaan tentang ilmu pengetahuan umum atau pertanyaan lainnya. Namun jenis permainan apa pun bentuknya, tidak berpengaruh pada hakikat perjudiannya. Sebab yang menentukan bukan jenis permainannya, melainkan perjanjian atau ketentuan permainannya.

Perbedaan Ju’al Dengan Judi
Antara Ju’al dengan judi memang bisa terdapat kemiripan, bahkan bisa jadi sebuah undian yang pada dasarnya hala bisa berubah menjadi haram bila ada ketentuan tertentu yang menggesernya menjadi sebuah perjudian.
Maka yang membedakannya bukan nama atau pengistilahannya, melainkan kriteria yang ditetapkan oleh penyelenggara undian tersebut.
Sebuah undian bisa menjadi judi manakala ada keharusan bagi peserta untuk membayar sejumlah uang atau nilai tertentu kepada penyelenggara. Dan dana untuk menyediakan hadiah yang dijanjikan itu didapat dari dana yang terkumpul dari peserta undian. Maka pada saat itu jadilah undian itu sebuah bentuk lain dari perjudian yang diharamkan.

Contoh Undian Yang Diharamkan
Sebuah instansi menyelenggarakan kuis berhadiah, namun untuk bisa mengikuti kuis tersebut, tiap peserta diwajibkan membayar biaya sebesar Rp. 5.000,-. Peserta yang ikutan jumlahnya 1 juta orang. Dengan mudah bisa dihitung berapa dana yang bisa dikumpulkan oleh instansi tersebut, yaitu 5 milyar rupiah. Kalau untuk pemenang harus disediakan dana pembeli hadiah sebesar 3 milyar, maka pihak instansi masih mendapatkan untung sebesar 2 Milyar. Bentuk kuis berhadiah ini termasuk judi, sebab hadiah yang disediakan semata-mata diambil dari kontribusi peserta.

Contoh Undian Yang Dihalalkan
Sebuah toko menyelenggarakan undian berhadiah bagi pelanggan / pembeli yang nilai total belanjanya mencapai Rp. 50.000. Dengan janji hadiah seperti itu, toko bisa menyedot pembeli lebih besar -misalnya- 2 milyar rupiah dalam setahun. Pertambahan keuntungan ini bukan karena adanya kontribusi dari pelanggan / pembeli sebagai syarat ikut undian. Melainkan dari bertambahnya jumlah mereka.

Hadiah yang dijanjikan sejak awal memang sudah disiapkan dananya dan meskipun pihak toko tidak mendapatkan keuntungan yang lebih, hadiah tetap diberikan. Maka dalam masalah ini tidaklah disebut sebagai perjudian.

Hal lain yang bisa dikatakan bahwa cara ini tidak disebut sebagai judi adalah karena pembeli ketika mengeluarkan uang sebesar Rp. 50.000, sama sekali tidak dirugikan, karena barang belanjaan yang mereka dapatkan dengan uang itu memang sebanding dengan harganya. Hukumnya bisa menjadi haram manakala barang yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan uang yang mereka keluarkan. Misalnya bila seharusnya harga sebatang sabun itu Rp. 5.000,-, lalu karena ada program undian berhadiah, dinaikkan menjadi Rp. 6.000,-. Sehingga bisa dikatakan ada biaya di luar harga sesungguhnya yang dikamuflase sedemikian rupa yang pada hakikatnya tidak lain adalah uang untuk memasang judi.

Kuis SMS
Di zaman modern ini, sebuah kuis yang ditayanngkan dalam iklan di media massa yang bisa juga berunsur judi. Yaitu manakalah ada unsur kewajiban membayar biaya tertentu dari pihak peserta. Sebaliknya, bila sama sekali tidak ada kontribusi biaya dari peserta untuk membeli hadiah, seperti dari pihak sponsor, maka kuis itu halal hukumnya.
Namun harus diperhatikan dalam kaitannya dengan kuis / sayembara / undian yang biasa dilakukan di media seperti tv dan sebagainya agar jangan sampai terkontaminasi dengan praktek-praktek judi atau riba.

Suatu undian bila mensyaratkan peserta untuk membayar biaya tertentu baik langsung atau tidak langsung seperti membayar melalui pulsa telepon premium call dimana pihak penyelenggara akan menerima sejumlah uang tertentu dari para peserta, lalu hadiah diambilkan dari jumlah uang yang terkumpul dari pemasukan premium call itu, maka ini termasuk judi dan undian seperti ini haram hukumnya meski diberi nama apapun.

Dimana letak judinya ?
Letak judinya jelas terlihat pada harga yang lebih dari tarif SMS biasa. Misalnya harga mengirim SMS adalah Rp. 250 untuk pasca bayar dan Rp. 350,- untuk kartu prabayar. Namun karena digunakan untuk mengirim SMS kuis tertentu, maka harganya menjadi Rp. 1000,- untuk pasca bayar dan Rp. 1.100 untuk pra bayar. Bila pihak provider mengutip Rp. 250 per SMS, maka keuntungannya adalah Rp. 750 atau Rp. 850. Angka ini biasanya dibagi dua antar pihak penyelenggara dengan provider masing-masing 50 %. Maka keuntungan pihak penyelenggara kuis SMS adalah Rp. 375.

Bila peserta kuis SMS ini jumlahnya mencapai 5 juta orang, maka keuntungan bersih penyelenggara kuis SMS adalah Rp. 1.875.000.000. Uang ini bisa untuk membeli beberapa mobil Kijang dan beberapa sepeda motor. Lalu 5 juta orang peserta SMS itu tidak mendapat apa-apa dari Rp. 1.000,- yang mereka keluarkan, karena yang menang hanya dua atau tiga orang saja. Ini adalah sebuah perjudian massal yang melibatkan 5 juta orang di tempat yang berjauhan.

Kuis Premium Call
Hal yang hampir sama bisa juga terjadi pada kuis dengan menggunakan premium call. Sebab berbeda dengan tarif biasa, premium call itu bisa memberikan pemasukan kepada pihak yang ditelepon. Bila fasilitas ini digunakan untuk menjawab kuis, maka ada uang yang masuk ke pihak penyelenggara kuis.

Sebagai ilustrasi, untuk menjawab kuis lewat telepon dibutuhkan waktu 3 menit. Bila dengan tarif lokal 1, koneksi telepon seperti ini hanya membutuhkan biaya Rp. 195. Namun karena premium call, maka untuk sambungan 3 menit bisa menghabiskan Rp. 3.000. Maka ada uang mengalir ke pihak penyelenggara kuis, misalnya setelah dipotong biaya sharing dengan pihka Telkom menjadi Rp. 1.000 per peserta. Kalau jumlah peserta ada 1 juta, maka penyelengara akan mendapat uang Rp. 1.000.000.000 atau 1 Milyar. Bila uang ini yang digunakan untuk membeli hadiah kuis premium call, maka disini sudah terjadi perjudian. Sebuah perjudian lewat telepon yang melibatkan 1 juta orang.
Padahal mereka itu tidak mendapatkan imbalan apa-apa dari Rp. 3.000 yang mereka keluarkan. Dan pada hakikatnya, uang itu adalah uang taruhan sebuah perjudian.
Wallallahu a’lam.
read more “Pandangan Islam Tentang Undian Berhadiah Masa Kini. Tafsir Al Ma'idah: 90.”

  © Blogger templates 'Sunshine' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP